BREAKING NEWS

Kamis, 13 November 2014

Filosofi Kopi Calon Menteri Luar Negeri RI



Atraktif, visioner, dan enerjik itulah sepintas kesan yang bisa menggambarkan seorang Mawla Robbi. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran angkatan 2010 ini merupakan sosok yang tegas namun lembut terhadap lingkungan sekitarnya. Keinginannya untuk terus menjadi inspirator bagi orang-orang sekitarnya sudah lama dibentuk dan terpatri dalam dirinya. Pemuda kelahiran Serang, 22 Agustus 1992 ini adalah alumni dari Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri angkatan VI Regional 2 Bandung.
Mahasiswa yang memiliki hobi bermain futsal dan berdiskusi ini juga pernah aktif di berbagai organisasi internal dan eksternal kampus, sebut saja sebagai Sekretaris Jendral di Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Unpad, sebagai Ketua Dewan Pembina di Paguyuban Mahasiswa Pecinta dan Pelestari Budaya Banten (Pamaten) Unpad, Ketua Dewan Kehormatan Pemilihan Raya Mahasiswa Unpad, Kepala Departemen Syiar dan Dakwah Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum Unpad dan sekarang Wakil Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Unpad. “Jadilah bintang yang paling bersinar di antara bintang yang bersinar lainnya” dan “jadilah cahaya yang selalu menerangi kegelapan” merupakan dua motto yang selalu dipegangnya. Sedari kecil Mawla dan kakak-kakaknya selalu diajarkan mengenai filosofi biji kopi, yaitu perbandingan antara biji kopi, karet dan kertas yang sama-sama dipanaskan. Jika kertas dipanaskan, hanya membutuhkan waktu sekitar 2 menit hingga ia terbakar dan menjadi abu, karet hanya membutuhkan waktu 5 menit sampai akhirnya ia menjadi gosong dan bau. Sedangkan kopi, semakin lama ia dipanaskan, maka semakin harum dan enak ia ketika di ekstrak dan dijadikan minuman yang sejak berabad-abad lalu menjadi minuman favorit. Ya, itulah filosofi pembinaan keluarganya. Layaknya anak-anak Singapura yang sejak kecil diajarkan filosofi Tsun Zu.
Semasa menjadi peserta PPSDMS, anak yang akrab dipanggil dengan sebutan “Ula” ini adalah seorang peserta analitis dan untuk mendalami sistem di PPSDMS, dengan mencoba membuat sistem di kalangan peserta menjadi lebih baik. Ula adalah peserta yang tidak pernah terkantuk-kantuk atau bahkan terlelap dalam setiap agenda formal, peserta yang satu ini juga tidak pernah terlambat dalam mengirimkan tugas bulanan dan selalu mendapat apresiasi dari supervisor maupun manajer regional. Capaian dan kontribusi semakin ia tunjukkan di masa pembinaan dan sebagian ia tinggalkan sebagai sistem yang kelak akan menjadi warisan karakter bagi peserta PPSDMS angkatan selanjutnya.
Presentator di Konferensi tentang Marketing secara Islami di Istanbul Turki merupakan satu dari sekian banyak prestasi yang telah dicapainya disamping pernah menjadi Jejaka terfavorit FH Unpad 2011. Pemuda yang diplomatis dan humanis ini, selain sebagai mahasiswa, juga sebagai aktifis sosial politik di kampus maupun di kota tempat tinggalnya. Beberapa kali Ula diundang sebagai narasumber di berbagai kegiatan kemahasiswaan hingga di masyarakat langsung di tingkat desa. Ia pernah menjadi Duta Kanker Serviks di Kota Bandung dan memberikan edukasi berharga kepada ibu-ibu daerah Kota Bandung agar terhindar dari kanker serviks. Si bungsu dari 4 bersaudara ini adalah sosok yang dikenal lincah dan peduli di keluarganya. Kedua orang tua dan kakak-kakaknya pun sangat mendukung cita-citanya sebagai seorang diplomat dan Menteri Luar Negeri RI. Ya, banyak jalan menuju Roma, begitupun rencananya untuk menggapai cita-citanya, melalui rencana demi rencana. “Jabatan adalah alat, bukan tujuan. Dengan menggunakan jabatan untuk mewujudkan cita-cita mulia, kita tidak akan kehabisan semangat dan motivasi untuk mewujudkannya.” Itu kata-kata dari seorang Bachtiar Firdaus, Direktur Eksekutif PPSDMS, yang ia camkan dalam setiap life plan dan life goalnya. Jabatan Menlu RI hanyalah suatu alat baginya untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat, dan mungkin, Dunia yang lebih baik dan bermartabat.
“Segala tujuan baik pasti ada jalan dan pertolongan Allah untuk mewujudkannya.” Demikian kata-kata optimisnya jika ditanya mengenai keyakinannya mewujudkan cita-citanya tersebut.

penulis: Nur Ihsan Robbiyanto (Alumni PPSDMS)

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 PPSDMS Bandung