BREAKING NEWS

R2 ACHIEVMENT

Silaturahim dengan Mitra Baru

Eksekutif PPSDMS Regional 2 Bandung harus berkelana jauh untuk silaturahim dengan mitra baru.

Dialog Tokoh Bersama Penggiat Filantropis

Seroang dokter yang tidak membuka praktik dan mengurus dunia sosial datang ke PPSDMS untuk berbagi tentang dunia Zakat dan CSR.

Belajar Menulis dari Alumni Sang Jurnalis

Bandung – Ahad (12/10) pagi, Peserta PPSDMS Nurul Fikri Regional 2 Bandung mendapat kesempatan untuk Sharing Alumni dengan Adlil Umarat (Alumni Angkatan 3 PPSDMS Regional 1 Jakarta).

Tantangan Diversifikasi Energi Era Jokowi-JK

Tepat tanggal 22 Oktober Presiden dan Wapres terpilih resmi dilantik. Berdasarkan data Outlook Energi Indonesia 2013...

Media Sosial vs Media Mainstream

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.

Aktivitas

Opini Peserta

Galeri Foto

Alumni

Rabu, 11 Februari 2015

Dialog Tokoh bersama Seorang Ahli Filantropis yang Sederhana

 

Pengelolaan Zakat dan CSR 

Bandung. Diskusi Tokoh (DT) merupakan sebuah program yang ditujukan untuk menambah wawasan peserta PPSDMS terkait berbagai bentuk dan tipikal pergerakan suatu organisasi. Pada kesempatan kali ini yang menjadi Narasumber adalah Kang Pamungkas selaku Direktur PT Coreplus. Diskusi ini diikuti oleh 24 peserta PPSDMS regional 2 Bandung dan 1 peserta PPSDMS Regional 3 Yogyakarta.
                Acara dibuka pada pukul 20.00 WIB oleh Andi Ahmad Rifai (Mahasiswa Fakultas Hukum Unpad Angkatan 2013) selaku MC dalam kegiatan DT kali ini. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Haris Askari (Mahasiswa Teknik Kimia ITB Angkatan  2013). Acara berlanjut pada seremoni yakni menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PPSDMS kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Idealisme Kami. Ridwan Fadil Arif (Mahasiswa FPIK Unpad Angkatan 2013) bertindak sebagai drigen dan Khoiru Arfan (Mahasiswa Teknik Kimia FTI ITB Angkatan 2012) sebagai pembaca Idealisme Kami. Setelah melalui serangkaian acara tersebut MC mempersilahkan narasumber untuk menyampaikan materinya. Kang Ali Santosa menyampikan materinya sekitar 1 jam dari pukul 20.20 WIB hingga pukul 21.20 WIB.
Kang dr. Pamungkas H Kusuma. Bandung 30 Maret 1977, kelulusan FK Unpad tahun 2002  ini telah menikah dan memiliki 4 anak dan memulai karir di Rumah Zakat, staff doctor, 2002-2004. Menceritakan beberapa pengalam menjadi doktor pula di beberapa perusahaan, memiliki cita-cita untuk membuat klinik yang mensejahterakan dan menggratiskan para pasien dan juga mensejahterakan pegawainya juga. Sempat menyicipi pengalam menjadi dokter di Arab Saudi dan mendapat pengalaman menjadi dokter di Arab Saudi dan sempat memarahi orang Arab langsung. Pernah mengalami menemui orang Arab Baduy yang berobat di tempatnya, yang membuat betah disana adalah melukakan umrah sebulan sekali. Ketika kita bergaul dengan dunia international kita wajib untuk mengenai body languange di masing-masing negara dengan perbedaan culturenya. Beberapa pengalaman aktifitasnya di dunia pekerjaan seperti pengurus pusat aspirasi lembaga filantropi indonesia, Indonesia magnificience of zakat sebagai expert associate, konsultan Laz dan Yayasan.
                Allah menjaga kita dengan memberikan rasa malu, dan itulah yang membuat kang pamungkas bisa menjaga dirinya dari pacaran dan tentang bagaimana kita menjaga diri. Orang diuji sesuai dengan keimanannya. Kualitas kita bisa dilihat dari kualitas istri kita, ketika istri kita terjaga dan rapih ya itulah kita.
Kita harus hati-hati dengan ketertarikan dengan wanita bisa jadi itu zinah. Yang pacarannya lama dan langgeng di awal pun masih belum tentu menikah kelak, dan belum tentu langgeng pula nikahnya. Hati-hati setan itu menipu berkamuflase.
Apa alasan yang bisa kita memilih jatuh cinta kepada seseorang? Salah satu parameter yang akan menggambarkan bahtera kehidupan kita kedepannya. Salah satu cara untuk menjaga agar kita tidak terjerumus kedalam kezinahan kita harus terus menemui orang-orang shaleh dan jangan lepas dari ikatannya, alhamdulillah kita di PPSDMS insya allah salah satu cara untuk terus menerus menjaga keimanan dan insya allah saling mengingatkan satu sama lain untuk menjauhi kezinahan. Begitulah prolog yang disampaikan oleh kang pamungkas sebelum memasuki materi utamanya.

Berikut ringkasan materi yang disampaikan oleh Kang Pamungkas.

Pengelolaan Zakat.

Secara keseluruhan beberapa kota memiliki potensi zakat yang banya, sedangkan yang tergali hanya 1% dari sekian banyakknya potensi zakat di kota tersebut.
Gak semua lembaga zakat milik orang muslim, ada beberapa lembaga zakat yang jika kita meneliti lebih dalam lagi pengurusnya dan si mpunya non-muslim. Maka dari itu, kita sebagai muslim jangan mau kalah dengan orang-orang non-muslim yang lebih inisiatif untuk memprakarsai lembaga zakat yang mulai bermunculan.
Orang menganggap sepele beberapa pengelolaan organisasi skala kecil, sehingga berpengaruh terhadap sikap yang ditunjukkannya dalam organisasi tersebut.
Ikhlas dengan imbalan gak ada kaitannya, banyak orang yang mengharapkan imbalan berarti bisa mengindikasikan bahwa orang itu gak ikhlas, masih banyak paradigma yang keliru di masyarakat. Dan itu semua harus dibenahi, seperti dalam idealisme kami yang mengatakan ‘kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia’ itu lah yang harus kita terapkan di dunia ini.
Keterlibatan dari berbagai disiplin ilmu dalam sebuah institusi semakin terasa kental. Pengelolaan CSR di institusi adalah sebuah kebaikan yang bisa dilakukan oleh perusahaan, dan semakin banyak disiplin ilmu yang harus dilibatkan. KPI mitra yang diutamakan, ketika yang diinginkan kemitraan  telah tercapai maka sisanya adalah hak yang melaksanakan.
Setelah itu MC membuka sesi pertanyaan yang diikuti oleh 3 orang peserta. Pertanyaan pertama dari fadhil (Mahasiswa Teknik Peenerbangan ITB 2013). Lembaga amil dibutuhkan salah satunya agar tidak subjektif, apa gak salah dengan salah satu hadith yang menyebutkan yang diutamakan adalah keluarga terdekat kita? Pertanyaan kedua datang dari rifki (mahasiswa kedokteran hewan UGM 2012) pertanyaannya apa memungkin jika mahasiswa dilibatkan dalam pengelolaan dana csr? Memungkinkan salah satu contohnya adalah pelibatan mahasiswa di les privat di perumahan-perumahan. Terakhir pertanyaan datang dari erwin (mahasiswa ilmu akuntansi FEB Unpad 2013). ada yg bilang bahwa dana csr adalah sebuah kegagalan ekonomi? Apa pendapat bapak?, saran untuk BMT yang posisinya ada di kampus?
Csr dengan pkbr berbeda, kalo csr sudah dianggarkan wether perusahaan itu rugi atau untung, csr bentuk kepedulian terhadap masyarakan dan selayaknya begitu. Untuk ekspansi ubah dulu namanya (rubah branding menjadi BMT yang lebih open) branding itu penting, harus pas dengan apa yang kita harapkan. cari nama yang pas yang diterima pasaran.
Kedermawanan orang indonesia jika dibanding dengan orang timur tengah sangat beda Indonesia hampir 10%.
Mental kaya itu muncul karena kita mengasihi, karena kita punya mental bahwa kita akan mendapatkan lebih dan mengasih lebih lagi.
Karena semakin besar sebuah lembaga pasti semakin banyak juga orang-orang yang meminta bantuan kepada lembaga tersebut, itulah yang menyebabkan lembaga tersebut masih merasakan kekurangan.
Kuatin core kita, core sebagai mahasiswa. Begitu kita punya kegiatan sosial apa pasti ada beberapa kepercayaan yang datang kepada kita. Keeping trust. Fokus di apa yang kita bisa, setelah itu kita bisa dapetin kepercayaan orang, insya allah orang datang kepada kita.
           Acara diskusi ditutup dengan closing statement dari kang Pamungkas :
To be happy and make others to be happy. Niat kita lurus, mindset kita bener, jangan sampai kita berpikir kerja untuk mendapatkan duit, duit dan duit sayang sekali. Sistem islam menunjukkan jika ada yang lemah adalah tanggungan kita sebagai saudara kita yang bukan tanggungan kita
           Kemudian keselurahan acara ditutup dengan do’a kifaratul majelis dan penyerahan plakat oleh Manager PPSDMS Regional 2 Bandung Kang Furkon S.Kel kepada Kang Ali Santosa dan dilanjutkan dengan foto bersama narasumber dengan peserta PPSDMS Regional 2 Bandung.

Jumat, 30 Januari 2015

Dialog Pergerakan Bersama Kang Ali Santosa dari HMI


BAGAIMANA SEHARUSNYA BERJUANG DALAM ISLAM

Bandung. Diskusi pergerakan (DP) merupakan sebuah program yang ditujukan untuk menambah wawasan peserta PPSDMS terkait berbagai bentuk dan tipikal pergerakan suatu organisasi. Pada kesempatan kali ini yang menjadi Narasumber adalah Kang Ali Santosa selaku Ketua Badan Koordinasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Provinsi Jawa Barat. Diskusi ini diikuti oleh 24 peserta PPSDMS regional 2 Bandung dan 1 peserta PPSDMS Regional 3 Yogyakarta.
                Acara dibuka pada pukul 20.00 WIB oleh Muhammad Yogi (Mahasiswa Kimia ITB Angkatan 2013) selaku MC dalam kegiatan DP kali ini. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Haris Askari (Mahasiswa Teknik Kimia ITB Angkatan  2013). Acara berlanjut pada seremoni yakni menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PPSDMS kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Idealisme Kami. Khoiru Arfan (Mahasiswa Teknik Kimia ITB Angkatan 2012) bertindak sebagai drigen dan Muhammad Reyyan PL (Mahasiswa Biologi Unpad Angkatan 2013) sebagai pembaca Idealisme Kami. Setelah seremoni berlangsung dilanjutkan dengan pemutaran video Compeny Profile PPSDMS dengan Muaz Al Munziri (Mahasiswa Teknik Geofisika ITB Angkatan 2013) sebagai operator. Setelah melalui serangkaian acara tersebut MC mempersilahkan narasumber untuk menyampaikan materinya. Kang Ali Santosa menyampikan materinya sekitar 1 jam 45 menit dari pukul 20.20 WIB hingga pukul 21.45 WIB. Berikut ringkasan materi yang disampaikan oleh Kang Ali Santosa
                Sekapur sirih narasumber, Kang Ali Santosa pemuda kelahiran panjalu 16 juli 1984, beliau mengenyam pendidikan pesantren di Ibtidaiyah di daerah Kawali, Tsanawiyah dan Aliyah di Pondok Pesantren Modern Daarul Qolam Gintung Balaraja Tanggerang, Kemudian beliau kuliah di jurusan Ekonomi Unisma 45 Bekasi namun berakhir di semester ke-4 dan melanjutkan pendidikannya di Jurusan Syariah Muamalah Fakultas Hukum UIN Sunan Gunung Jati Bandung pada tahun 2005. Pada tahun 2007 beliau terpilih sebagai Ketua Himpunan Muamalah, belum genap satu tahun kepengurusan pada 2008 beliau terpilih sebagai Ketua Dewan Mahasiswa UIN Bandung dan menjabat selama 2 periode  (2008-2010). Beliau Aktif di HMI sejak 2005 dan saat lulus di tahun 2011 bergabung dengan  Badan Koordinasi HMI Provinsi Jawa Barat akhirnya pada tahun 2013 terpilih sebagai Ketua Badan Koordinasi HMI Jawa Barat. Beliau juga kini menjalani pendidikan di Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran.
                Sedikit tentang HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). HMI didirikan oleh Lafran Pane pada tanggal 5 februari 1947 dengan dua alasan, yakni: alasan pertama adalah untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan mengangkat harkat martabat rakyat Indonesia. Alasan kedua adalah untuk Menyebarkan Syariat Islam.
                Sebelum berbicara lebih jauh mengenai bagaimana seharusnya berjuang dalam islam kita harus pahami bersama bahwasanya keislaman yang ada pada kita ini merupakan bentuk pengabdian. Syahadat yang kita ikrarkan merupakan suatu bentuk pengakuan dan kesungguhan kita dalam mengabdikan setiap segi kehidupan kita hanya untuk Allah swt. Saat kita telah memiliki syahadat tersebut kita juga berkewajiban untuk menyampaikannya kepada teman-teman kita yang belum mendapat informasi terkait kebenaran syahadat ini. Ingat landasannya adalah pengabdian, sampaikan sekalipun hanya satu ayat tapi sampaikan apa yang telah dijalani. Ini merupakan sebuah bentuk siklus, apabila kita mendapatkan suatu ilmu maka kita berkewajiban untuk menyampaikan ilmu tersebut kepada teman kita yang belum mendapatkannya.
                Saat ini perjuangan dan pergerakan kita dalam Islam dihadapkan dengan propaganda yang mendiskreditkan nilai-nilai keislaman. Dalam duniainternasional, propaganda media saat ini cendrung mengarahkan opini bahwa Islam itu keras, Islam itu teroris. Sedangkan apabila kita menilik sejarah Indonesia sendiri Islam datang dengan lemah lembut yang dibawakan oleh para wali. Metode inilah yang sejalan dengan kalimat Islam Rahmatan lil alamiin. Kondisi Indonesia saat ini adalah bangsa dengan pluralisme yang bergerak. Apabila kita hendak mengkaji, yakinkah kita bahwa saat ini Indonesia masih merupakan Negara dengan pemeluk Islam terbesar.  Ingat saat ini sudah banyak misionaris yang mengajak untuk memeluk Kristen. Di desa-desa, mereka masuk melalui aksi kemanusian seperti membagi-bagi sembako. Pertanyaannya  kemudian adalah bagaimna cara kita berdakwah. Apakah dengan banyknya ustadz yang muncul di televise dapat meyakinkan mereka yang tidak memeluk Islam untuk menjadi seorang Muallaf, realitanya saat ini yang laku  adalah sembako bukan omongan kita. Kita mengakui bahwa Indonesia ini begitu beragam namun kita juga ingin bahwasanya Islam ini dapat masuk dan meresap di setiap elemen kehidupan. Ini adalah cita-cita kita bersama, sekalipun dalam kenyataannya tidak akan semuanya beribadah kepada Allah akan selalu saja ada kaum yang membangkang, tidak apa-apa karena hal tersebut merupakan ketentuan dan rahasia Ilahi.
Sebagai pemuda kemudian apa yang bisa dan harus kita lakukan dalam perjuangan kita menegakkan Islam. Ada beberapa hal tentunya, 
1.       Sebagai seorang individu, kita haruslah senantiasa meningktkan kualitas keimanan dan keislaman pribadi kita. Sehingga keimanan dan keislaman kita dapat merebah kepada orang lain dalam setiap interkasi kita. Inti dari berprilaku Islam adalah berprilaku berkemanusiiaan, singkatnya yang baik itulah Islam sekecil apapun itu. Ingat niatkan setiap prilaku kita sebagai bentuk pengabdian sehingga kita dapat mencapai apa yang dimaksud dengan Insan kamil dengan menyeimbangkan antara Habluminallah dan Habluminannas. Ini adalah hal yang paling memungkinkan untuk kita lakukan, berprilakulah positif dan jadilah teladan dalam masyarakat maka sesungguhnya itu adalah bagian dari dakwah kita.
2.       Sebagai insan akademis, kita haruslah menciptakan sesuatu sebagai alat bargaining kepada masyarakat. Disinilah kita harus mampu mengimplementasikan apa yang kita pelajari untuk memberi manfaat secara nyata kepada masyarakat. Sekali lagi tentunya dengan landasan niat pengabdian. Kita harus mengikhlaskan segala bentuk aktivitas yang kita lakukan untuk mendapat Ridha Allah. Begitu pun karya kita di masyarakat niatkan itu hanyalah karena Allah. Persoalan rezeki sudah diatur ketika keikhlasan dan ketakwalan menjadi ruh dalam setiap aktiviitas kita, tidak perlu khawatir nikmat Allah itu sangat luas.
3.       Sebagai generasi yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan. Berbicara kepemimpinan, Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika kemudian bagaimana kita menerjemahkan pemimpin itu ke dalam diri kita. Indonesia saat ini bukan negara Islam dan undang-undang yang ada juga bukan undang-undang Islam. Dalam kondisi seperti ini yang bisa kita lakukan adalah dengan menunjukkan bahwa kita muslim sejati dengan tetap berhati-hati dengan ria. Persoalan yang kita hadapi akan semakin kompleks. Ke depan dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN akan banyak orang ASEAN yang datang ke Indonesia. Akankah kita menjadi penonton dan pembeli di negara kita sendiri, Inilah peran kita sebagai insan akademis, jadilah pencipta.
            Saat ini realita yang ada kita hampir tidak memiliki mental sebagai warga negara. Dimana kebanggan kita terhadap negara kita, saat ada Negara lain mengambil wilayah kita yang kita lakukan hanyalah diam. Bangsa ini besar namun kita berada di lautan yang lebih besar. Kita belum punya mental bangsa yang besar. Saat arus globalisasi semakin deras, kapitalisme menjamur di Indonesia sudah siapkah keimanan kita. Realitanya baru diserang lewat dunia maya seperti tv dan berbagai aplikasi internet saja kita sudah hancur, apalagi saat tempat-tempat hiburan nyata dibangun secara luas di Indonesia. Kondisi kita saat ini lemah mental, beranikah kita menegur kemaksiatan yang nyata di depan kita. Padahal ikrar kita sudah jelas yakni mewujudkan bangsa dan negara yang diridhai Allah, namun kemaksiatan di lingkungan kita masih kita biarkan. Jangan hanya berdiskusi melainkan realisasikan. Bagaimana caranya? Kembali kepada ketiga hal yang telah disebutkan, jadilah teladan, ciptakan suatu inovasi di lingkungan masyarakat, terjemahkan kata pemimpin dengan menjadi muslim sejati. Hal nyata yang paling mudah kita jangkau saat ini adalah merubah akhlak lingkungan kita. Cobalah untuk  bergaul dengan lingkungan sekitar gunakan pendekatana persuasive dan rubahlah akhlak mereka. Sebelum menguasai yang besaar kuasai dulu yang kecil, sebelum merubah yang besar rubah dulu yang kecil, bagaimana hal besar akan kita ubah sedangkan mengubah tetangga sendiri tidak kita lakukan. Jangan sampai lupa inti dari dakwah itu sendiri. Institusi seperti PPSDMS ini merupakan institusi yang harus diapresiasi karena mereka telah berani mengambil langkah konkret.
             Setelah kang Ali menyampaikan materinya, MC mempersilahkan peserta untuk bertanya. Pertanyaan pertama datang dari Ahmad Gifari Zain (Mahasiswa Ilmu Hukum Unpad Angkatan 2013). Di institusi tempat kita berada tujuan utamanya sama yakni memajukan Islam, namun terkadang kita terjrumus pada ego kepentingan suatu golongan. Bagaimana solusi terbaik untuk menghilangkan egosentris tersebut?. Sebelum dijawab olehnarasumber MC menawarkan kembali bagi peserta yang mau bertanya. Pertanyaan kedua dari Muhammad Irsyad (Mahasiswa Hubungan Internasional Unpad Angkatan 2012).  Steoretipe yang ada di kampus tidak seperti gambaran yang akang sampaikan, bagaimana pendapat akang?. Pertanyaan dicukupkan untuk dua orang penanya. Kang Ali menjawab untuk pertanyaan pertama bahwasanya pahami kita hidup di NKRI, setiap dari kita memiliki latar belakang berbeda. Negara ini bukan milik Islam bukan milik Ormas, kita hidup berbhineka dalam segala hal. Kita harus tolerasnsi. Jangan pernah berpikir gerbong instansi yang kita ikuti sebagai jaminan masuk surga. Kita sama mahkluk ciptaan Allah, hilangkan pikiran bahwa kita paling benar. Urusan masuk surga urusan Allah, urusan kita hanya beribadah. Jauhkan dari prasangka buruk terhaadap suatu ormas. Jawaban untuk pertanyaan kedua bahwasanya Sepengetahuan dan atas apa yang kang Ali alami, setiap organisasi pastilah melakuakn rekruitment dan kaderisasi. Begitupun ekstra kampus, mungkin cara merekrutnya inilah yang terkadang tidak disukai pihak lain.
           Acara diskusi ditutup dengan closing statement dari kang Ali :
“Terimakasih, sudah mengundang untuk berdiskusi. Mudah-mudahan dari pertemuan ini ada ilmu baru yang bermanfaat. Teman-teman di sini diberi kelancaran, dimudahkan dalam segala sesuatunya hingga saat sudah lulus nanti dapat menjadi manusia yg berpengaruh dan sesuai dengan visi yang ingin di capai oleh PPSDMS.”
           Kemudian kesulurahan acara ditutup dengan do’a kifaratul majelis dan penyerahan plakat oleh Manager PPSDMS Regional 2 Bandung Kang Furkon S.Kel kepada Kang Ali Santosa dan dilanjutkan dengan foto bersama narasumber dengan peserta PPSDMS Regional 2 Bandung.
 
 
Copyright © 2014 PPSDMS Bandung