BREAKING NEWS

Jumat, 30 Januari 2015

Dialog Pergerakan Bersama Kang Ali Santosa dari HMI


BAGAIMANA SEHARUSNYA BERJUANG DALAM ISLAM

Bandung. Diskusi pergerakan (DP) merupakan sebuah program yang ditujukan untuk menambah wawasan peserta PPSDMS terkait berbagai bentuk dan tipikal pergerakan suatu organisasi. Pada kesempatan kali ini yang menjadi Narasumber adalah Kang Ali Santosa selaku Ketua Badan Koordinasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Provinsi Jawa Barat. Diskusi ini diikuti oleh 24 peserta PPSDMS regional 2 Bandung dan 1 peserta PPSDMS Regional 3 Yogyakarta.
                Acara dibuka pada pukul 20.00 WIB oleh Muhammad Yogi (Mahasiswa Kimia ITB Angkatan 2013) selaku MC dalam kegiatan DP kali ini. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Haris Askari (Mahasiswa Teknik Kimia ITB Angkatan  2013). Acara berlanjut pada seremoni yakni menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PPSDMS kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Idealisme Kami. Khoiru Arfan (Mahasiswa Teknik Kimia ITB Angkatan 2012) bertindak sebagai drigen dan Muhammad Reyyan PL (Mahasiswa Biologi Unpad Angkatan 2013) sebagai pembaca Idealisme Kami. Setelah seremoni berlangsung dilanjutkan dengan pemutaran video Compeny Profile PPSDMS dengan Muaz Al Munziri (Mahasiswa Teknik Geofisika ITB Angkatan 2013) sebagai operator. Setelah melalui serangkaian acara tersebut MC mempersilahkan narasumber untuk menyampaikan materinya. Kang Ali Santosa menyampikan materinya sekitar 1 jam 45 menit dari pukul 20.20 WIB hingga pukul 21.45 WIB. Berikut ringkasan materi yang disampaikan oleh Kang Ali Santosa
                Sekapur sirih narasumber, Kang Ali Santosa pemuda kelahiran panjalu 16 juli 1984, beliau mengenyam pendidikan pesantren di Ibtidaiyah di daerah Kawali, Tsanawiyah dan Aliyah di Pondok Pesantren Modern Daarul Qolam Gintung Balaraja Tanggerang, Kemudian beliau kuliah di jurusan Ekonomi Unisma 45 Bekasi namun berakhir di semester ke-4 dan melanjutkan pendidikannya di Jurusan Syariah Muamalah Fakultas Hukum UIN Sunan Gunung Jati Bandung pada tahun 2005. Pada tahun 2007 beliau terpilih sebagai Ketua Himpunan Muamalah, belum genap satu tahun kepengurusan pada 2008 beliau terpilih sebagai Ketua Dewan Mahasiswa UIN Bandung dan menjabat selama 2 periode  (2008-2010). Beliau Aktif di HMI sejak 2005 dan saat lulus di tahun 2011 bergabung dengan  Badan Koordinasi HMI Provinsi Jawa Barat akhirnya pada tahun 2013 terpilih sebagai Ketua Badan Koordinasi HMI Jawa Barat. Beliau juga kini menjalani pendidikan di Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran.
                Sedikit tentang HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). HMI didirikan oleh Lafran Pane pada tanggal 5 februari 1947 dengan dua alasan, yakni: alasan pertama adalah untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan mengangkat harkat martabat rakyat Indonesia. Alasan kedua adalah untuk Menyebarkan Syariat Islam.
                Sebelum berbicara lebih jauh mengenai bagaimana seharusnya berjuang dalam islam kita harus pahami bersama bahwasanya keislaman yang ada pada kita ini merupakan bentuk pengabdian. Syahadat yang kita ikrarkan merupakan suatu bentuk pengakuan dan kesungguhan kita dalam mengabdikan setiap segi kehidupan kita hanya untuk Allah swt. Saat kita telah memiliki syahadat tersebut kita juga berkewajiban untuk menyampaikannya kepada teman-teman kita yang belum mendapat informasi terkait kebenaran syahadat ini. Ingat landasannya adalah pengabdian, sampaikan sekalipun hanya satu ayat tapi sampaikan apa yang telah dijalani. Ini merupakan sebuah bentuk siklus, apabila kita mendapatkan suatu ilmu maka kita berkewajiban untuk menyampaikan ilmu tersebut kepada teman kita yang belum mendapatkannya.
                Saat ini perjuangan dan pergerakan kita dalam Islam dihadapkan dengan propaganda yang mendiskreditkan nilai-nilai keislaman. Dalam duniainternasional, propaganda media saat ini cendrung mengarahkan opini bahwa Islam itu keras, Islam itu teroris. Sedangkan apabila kita menilik sejarah Indonesia sendiri Islam datang dengan lemah lembut yang dibawakan oleh para wali. Metode inilah yang sejalan dengan kalimat Islam Rahmatan lil alamiin. Kondisi Indonesia saat ini adalah bangsa dengan pluralisme yang bergerak. Apabila kita hendak mengkaji, yakinkah kita bahwa saat ini Indonesia masih merupakan Negara dengan pemeluk Islam terbesar.  Ingat saat ini sudah banyak misionaris yang mengajak untuk memeluk Kristen. Di desa-desa, mereka masuk melalui aksi kemanusian seperti membagi-bagi sembako. Pertanyaannya  kemudian adalah bagaimna cara kita berdakwah. Apakah dengan banyknya ustadz yang muncul di televise dapat meyakinkan mereka yang tidak memeluk Islam untuk menjadi seorang Muallaf, realitanya saat ini yang laku  adalah sembako bukan omongan kita. Kita mengakui bahwa Indonesia ini begitu beragam namun kita juga ingin bahwasanya Islam ini dapat masuk dan meresap di setiap elemen kehidupan. Ini adalah cita-cita kita bersama, sekalipun dalam kenyataannya tidak akan semuanya beribadah kepada Allah akan selalu saja ada kaum yang membangkang, tidak apa-apa karena hal tersebut merupakan ketentuan dan rahasia Ilahi.
Sebagai pemuda kemudian apa yang bisa dan harus kita lakukan dalam perjuangan kita menegakkan Islam. Ada beberapa hal tentunya, 
1.       Sebagai seorang individu, kita haruslah senantiasa meningktkan kualitas keimanan dan keislaman pribadi kita. Sehingga keimanan dan keislaman kita dapat merebah kepada orang lain dalam setiap interkasi kita. Inti dari berprilaku Islam adalah berprilaku berkemanusiiaan, singkatnya yang baik itulah Islam sekecil apapun itu. Ingat niatkan setiap prilaku kita sebagai bentuk pengabdian sehingga kita dapat mencapai apa yang dimaksud dengan Insan kamil dengan menyeimbangkan antara Habluminallah dan Habluminannas. Ini adalah hal yang paling memungkinkan untuk kita lakukan, berprilakulah positif dan jadilah teladan dalam masyarakat maka sesungguhnya itu adalah bagian dari dakwah kita.
2.       Sebagai insan akademis, kita haruslah menciptakan sesuatu sebagai alat bargaining kepada masyarakat. Disinilah kita harus mampu mengimplementasikan apa yang kita pelajari untuk memberi manfaat secara nyata kepada masyarakat. Sekali lagi tentunya dengan landasan niat pengabdian. Kita harus mengikhlaskan segala bentuk aktivitas yang kita lakukan untuk mendapat Ridha Allah. Begitu pun karya kita di masyarakat niatkan itu hanyalah karena Allah. Persoalan rezeki sudah diatur ketika keikhlasan dan ketakwalan menjadi ruh dalam setiap aktiviitas kita, tidak perlu khawatir nikmat Allah itu sangat luas.
3.       Sebagai generasi yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan. Berbicara kepemimpinan, Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika kemudian bagaimana kita menerjemahkan pemimpin itu ke dalam diri kita. Indonesia saat ini bukan negara Islam dan undang-undang yang ada juga bukan undang-undang Islam. Dalam kondisi seperti ini yang bisa kita lakukan adalah dengan menunjukkan bahwa kita muslim sejati dengan tetap berhati-hati dengan ria. Persoalan yang kita hadapi akan semakin kompleks. Ke depan dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN akan banyak orang ASEAN yang datang ke Indonesia. Akankah kita menjadi penonton dan pembeli di negara kita sendiri, Inilah peran kita sebagai insan akademis, jadilah pencipta.
            Saat ini realita yang ada kita hampir tidak memiliki mental sebagai warga negara. Dimana kebanggan kita terhadap negara kita, saat ada Negara lain mengambil wilayah kita yang kita lakukan hanyalah diam. Bangsa ini besar namun kita berada di lautan yang lebih besar. Kita belum punya mental bangsa yang besar. Saat arus globalisasi semakin deras, kapitalisme menjamur di Indonesia sudah siapkah keimanan kita. Realitanya baru diserang lewat dunia maya seperti tv dan berbagai aplikasi internet saja kita sudah hancur, apalagi saat tempat-tempat hiburan nyata dibangun secara luas di Indonesia. Kondisi kita saat ini lemah mental, beranikah kita menegur kemaksiatan yang nyata di depan kita. Padahal ikrar kita sudah jelas yakni mewujudkan bangsa dan negara yang diridhai Allah, namun kemaksiatan di lingkungan kita masih kita biarkan. Jangan hanya berdiskusi melainkan realisasikan. Bagaimana caranya? Kembali kepada ketiga hal yang telah disebutkan, jadilah teladan, ciptakan suatu inovasi di lingkungan masyarakat, terjemahkan kata pemimpin dengan menjadi muslim sejati. Hal nyata yang paling mudah kita jangkau saat ini adalah merubah akhlak lingkungan kita. Cobalah untuk  bergaul dengan lingkungan sekitar gunakan pendekatana persuasive dan rubahlah akhlak mereka. Sebelum menguasai yang besaar kuasai dulu yang kecil, sebelum merubah yang besar rubah dulu yang kecil, bagaimana hal besar akan kita ubah sedangkan mengubah tetangga sendiri tidak kita lakukan. Jangan sampai lupa inti dari dakwah itu sendiri. Institusi seperti PPSDMS ini merupakan institusi yang harus diapresiasi karena mereka telah berani mengambil langkah konkret.
             Setelah kang Ali menyampaikan materinya, MC mempersilahkan peserta untuk bertanya. Pertanyaan pertama datang dari Ahmad Gifari Zain (Mahasiswa Ilmu Hukum Unpad Angkatan 2013). Di institusi tempat kita berada tujuan utamanya sama yakni memajukan Islam, namun terkadang kita terjrumus pada ego kepentingan suatu golongan. Bagaimana solusi terbaik untuk menghilangkan egosentris tersebut?. Sebelum dijawab olehnarasumber MC menawarkan kembali bagi peserta yang mau bertanya. Pertanyaan kedua dari Muhammad Irsyad (Mahasiswa Hubungan Internasional Unpad Angkatan 2012).  Steoretipe yang ada di kampus tidak seperti gambaran yang akang sampaikan, bagaimana pendapat akang?. Pertanyaan dicukupkan untuk dua orang penanya. Kang Ali menjawab untuk pertanyaan pertama bahwasanya pahami kita hidup di NKRI, setiap dari kita memiliki latar belakang berbeda. Negara ini bukan milik Islam bukan milik Ormas, kita hidup berbhineka dalam segala hal. Kita harus tolerasnsi. Jangan pernah berpikir gerbong instansi yang kita ikuti sebagai jaminan masuk surga. Kita sama mahkluk ciptaan Allah, hilangkan pikiran bahwa kita paling benar. Urusan masuk surga urusan Allah, urusan kita hanya beribadah. Jauhkan dari prasangka buruk terhaadap suatu ormas. Jawaban untuk pertanyaan kedua bahwasanya Sepengetahuan dan atas apa yang kang Ali alami, setiap organisasi pastilah melakuakn rekruitment dan kaderisasi. Begitupun ekstra kampus, mungkin cara merekrutnya inilah yang terkadang tidak disukai pihak lain.
           Acara diskusi ditutup dengan closing statement dari kang Ali :
“Terimakasih, sudah mengundang untuk berdiskusi. Mudah-mudahan dari pertemuan ini ada ilmu baru yang bermanfaat. Teman-teman di sini diberi kelancaran, dimudahkan dalam segala sesuatunya hingga saat sudah lulus nanti dapat menjadi manusia yg berpengaruh dan sesuai dengan visi yang ingin di capai oleh PPSDMS.”
           Kemudian kesulurahan acara ditutup dengan do’a kifaratul majelis dan penyerahan plakat oleh Manager PPSDMS Regional 2 Bandung Kang Furkon S.Kel kepada Kang Ali Santosa dan dilanjutkan dengan foto bersama narasumber dengan peserta PPSDMS Regional 2 Bandung.
 

1 komentar :

  1. Bismillahir Rahmanir Rahim

    Salam dan selawat

    Kepada:

    Mahasiswa
    Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Indonesia.

    Pertanyaan mahasiswa: Adakah kalian bersetuju semua sahabat itu sesat kecuali 3 orang: Miqdad bin Aswad, Abu Dzar dan Salman al-Farisi menurut sumber Syiah?

    Jawapan 1.

    Al-Qur'an sebagai asas agama Islam

    Sesat atau kafirnya seorang muslim termasuk sahabat, adalah terletak kepada sejauh mana mereka percaya dan menghayati ajaran al-Qur'an dalam kehidupan mereka.

    Jawapan 2

    Sunnah Nabi saw sebagai asas agama Islam selepas al- Qur'an.

    2. Sejauh mana mereka percaya dan menghayati Sunnah Nabi saw dalam kehidupan mereka.

    Jawapan 3

    3.Justeru, ia bukan soal kalian bersetuju atau pun tidak dengan seorang itu sesat atau kafir kerana ia berkait rapat dengan sistem nilai yang diakui oleh Allah dan Rasul-Nya.

    Jawapan 4

    4. Sumber Sunni tentang kesesatan atau kekafiran majoriti para sahabat Nabi saw selepas kewafatan Nabi saw kerana mereka telah mengubah Sunnah Nabi saw, boleh didapati dalam Sahih al- Bukhari, Kitab al-Riqaq, bab al- Haudh, hadis ,584, 585,586, dan 587.
    Hadis 587 menyatakan bahawa mereka (sahabat) telah murtad ke belakang. Justeru, aku tidak melihat mereka (sahabat) terselamat melainkan segelintir daripada mereka (bilangan yang sedikit) seperti unta yang tersesat atau terbiar daripada pengembalanya (mithlu humali nna'am).

    Jawapan 5

    5. Sahih Muslim, bab Ithbat Haudhi Nabiyyi-na menyatakan bahawa hanya sedikit sahaja sahabat yang selamat kerana mereka telah mengubah Sunnah Nabi saw. Lihat, hadis no. 26, (2290), (2291), no. 27 (2293), 28, (2294), 32 (2297), 40 (2304).

    Hadis no. 29 (2295) " Sesungguhnya aku akan mendahului kamu di Haudh. Tidak ada seorang pun daripada kamu (para sahabatku) akan mendatangiku sehingga dia akan dihalau atau diusir daripadaku sebagaimana dihalau atau diusir unta yang sesat (bilangan yang sedikit).
    Aku bersabda: Apa salahnya? Sesungguhnya anda tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh mereka selepas anda meninggalkan mereka. Jauh! Dari rahamat Tuhan (suhqan).

    Jawapan 6

    Al-Qur'an

    6. Hanya sedikit sahaja di kalangan orang Islam yang mengikut al-Qur'an 100% sebagaimana Firman-Nya Surah al-Saba' (34): 13 " dan sedikit sahaja di kalangan hamba-hamba-Ku yang berterima kasih". Ini bererti kebanyakan orang-orang Islam sama ada sahabat atau bukan sahabat sedikit sahaja yang berterima kasih. Justeru, mereka disiksa oleh Allah swt kerana tidak berterima kasih.

    Jawapan 7

    7. Sila baca teks Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim tentang kekafiran majoriti para sahabat kerana mereka telah mengubah Sunnah Nabi saw. Justeru, ia menyalahi akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah yang percaya semua sahabat adalah adil.

    Jawapan 8

    8. Kekafiran majoriti para sahabat selepas kewafatan Nabi saw sengaja disembunyikan oleh para ulama Ahli Sunnah Wal-Jamaah dan Wahabi di Nusantara. Mereka meninggalkan penerjemahan bab al- Haudh dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim ke dalam bahasa ibunda. Justeru, umat Islam di Nusantara tidak mengetahuinya, lalu mereka menuduh Syiah mengkafirkan para sahabat Nabi saw pula. Pada hakikatnya, Nabi saw sendiri yang telah mengkafirkan majoriti para sahabatnya kerana mereka telah menguban Sunnahnya menurut Sahih Bukhari dan Sahih Muslim.

    Jawapan 9

    9. Sila lihat, renungan 92. "Pengubahan al-Qur'an (Tahrif al-Qur'an) dalam buku-buku Sunni, Pengubahan Sunnah Rasulullah saw, penghinaan terhadap Rasulullah saw oleh para sahabat dan kekafiran majoriti para sahabat oleh Rasulullah saw sendiri" sila layari: al-mawaddah. info






    BalasHapus

 
Copyright © 2014 PPSDMS Bandung