BAGAIMANA SEHARUSNYA BERJUANG DALAM ISLAM
Bandung. Diskusi
pergerakan (DP) merupakan sebuah program yang ditujukan untuk menambah wawasan
peserta PPSDMS terkait berbagai bentuk dan tipikal pergerakan suatu organisasi.
Pada kesempatan kali ini yang menjadi Narasumber adalah Kang Ali Santosa selaku
Ketua Badan Koordinasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Provinsi Jawa Barat.
Diskusi ini diikuti oleh 24 peserta PPSDMS regional 2 Bandung dan 1 peserta
PPSDMS Regional 3 Yogyakarta.
Acara dibuka pada pukul 20.00
WIB oleh Muhammad Yogi (Mahasiswa Kimia ITB Angkatan 2013) selaku MC dalam kegiatan DP kali ini. Kemudian
dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Haris Askari (Mahasiswa
Teknik Kimia ITB Angkatan 2013). Acara
berlanjut pada seremoni yakni menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PPSDMS
kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Idealisme Kami. Khoiru Arfan (Mahasiswa Teknik
Kimia ITB Angkatan 2012) bertindak sebagai drigen dan Muhammad Reyyan PL
(Mahasiswa Biologi Unpad Angkatan 2013) sebagai pembaca Idealisme Kami. Setelah
seremoni berlangsung dilanjutkan dengan pemutaran video Compeny Profile PPSDMS dengan Muaz Al Munziri (Mahasiswa Teknik Geofisika
ITB Angkatan 2013) sebagai operator. Setelah melalui serangkaian acara tersebut
MC mempersilahkan narasumber untuk
menyampaikan materinya. Kang Ali Santosa menyampikan materinya sekitar 1 jam 45
menit dari pukul 20.20 WIB hingga pukul 21.45 WIB. Berikut ringkasan materi
yang disampaikan oleh Kang Ali Santosa
Sekapur
sirih narasumber, Kang Ali Santosa pemuda kelahiran panjalu 16 juli 1984,
beliau mengenyam pendidikan pesantren di Ibtidaiyah di daerah Kawali,
Tsanawiyah dan Aliyah di Pondok Pesantren Modern Daarul Qolam Gintung Balaraja
Tanggerang, Kemudian beliau kuliah di jurusan Ekonomi Unisma 45 Bekasi namun
berakhir di semester ke-4 dan melanjutkan pendidikannya di Jurusan Syariah
Muamalah Fakultas Hukum UIN Sunan Gunung Jati Bandung pada tahun 2005. Pada
tahun 2007 beliau terpilih sebagai Ketua Himpunan Muamalah, belum genap satu
tahun kepengurusan pada 2008 beliau terpilih sebagai Ketua Dewan Mahasiswa UIN
Bandung dan menjabat selama 2 periode
(2008-2010). Beliau Aktif di HMI sejak 2005 dan saat lulus di tahun 2011
bergabung dengan Badan Koordinasi HMI
Provinsi Jawa Barat akhirnya pada tahun 2013 terpilih sebagai Ketua Badan
Koordinasi HMI Jawa Barat. Beliau juga kini menjalani pendidikan di Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran.
Sedikit tentang HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam). HMI didirikan oleh Lafran Pane pada tanggal 5 februari 1947
dengan dua alasan, yakni: alasan pertama adalah untuk mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia dan mengangkat harkat martabat rakyat Indonesia.
Alasan kedua adalah untuk Menyebarkan Syariat Islam.
Sebelum berbicara lebih jauh
mengenai bagaimana seharusnya berjuang dalam islam kita harus pahami bersama
bahwasanya keislaman yang ada pada kita ini merupakan bentuk pengabdian.
Syahadat yang kita ikrarkan merupakan suatu bentuk pengakuan dan kesungguhan
kita dalam mengabdikan setiap segi kehidupan kita hanya untuk Allah swt. Saat
kita telah memiliki syahadat tersebut kita juga berkewajiban untuk
menyampaikannya kepada teman-teman kita yang belum mendapat informasi terkait
kebenaran syahadat ini. Ingat landasannya adalah pengabdian, sampaikan
sekalipun hanya satu ayat tapi sampaikan apa yang telah dijalani. Ini merupakan
sebuah bentuk siklus, apabila kita mendapatkan suatu ilmu maka kita
berkewajiban untuk menyampaikan ilmu tersebut kepada teman kita yang belum
mendapatkannya.
Saat ini perjuangan dan
pergerakan kita dalam Islam dihadapkan dengan propaganda yang mendiskreditkan
nilai-nilai keislaman. Dalam duniainternasional, propaganda media saat ini
cendrung mengarahkan opini bahwa Islam itu keras, Islam itu teroris. Sedangkan
apabila kita menilik sejarah Indonesia sendiri Islam datang dengan lemah lembut
yang dibawakan oleh para wali. Metode inilah yang sejalan dengan kalimat Islam
Rahmatan lil alamiin. Kondisi Indonesia saat ini adalah bangsa dengan
pluralisme yang bergerak. Apabila kita hendak mengkaji, yakinkah kita bahwa
saat ini Indonesia masih merupakan Negara dengan pemeluk Islam terbesar. Ingat saat ini sudah banyak misionaris yang
mengajak untuk memeluk Kristen. Di desa-desa, mereka masuk melalui aksi
kemanusian seperti membagi-bagi sembako. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimna cara kita berdakwah.
Apakah dengan banyknya ustadz yang muncul di televise dapat meyakinkan mereka
yang tidak memeluk Islam untuk menjadi seorang Muallaf, realitanya saat ini
yang laku adalah sembako bukan omongan
kita. Kita mengakui bahwa Indonesia ini begitu beragam namun kita juga ingin
bahwasanya Islam ini dapat masuk dan meresap di setiap elemen kehidupan. Ini
adalah cita-cita kita bersama, sekalipun dalam kenyataannya tidak akan semuanya
beribadah kepada Allah akan selalu saja ada kaum yang membangkang, tidak
apa-apa karena hal tersebut merupakan ketentuan dan rahasia Ilahi.
Sebagai
pemuda kemudian apa yang bisa dan harus kita lakukan dalam perjuangan kita
menegakkan Islam. Ada beberapa hal tentunya,
1.
Sebagai
seorang individu, kita haruslah senantiasa meningktkan kualitas keimanan dan
keislaman pribadi kita. Sehingga keimanan dan keislaman kita dapat merebah
kepada orang lain dalam setiap interkasi kita. Inti dari berprilaku Islam
adalah berprilaku berkemanusiiaan, singkatnya yang baik itulah Islam sekecil
apapun itu. Ingat niatkan setiap prilaku kita sebagai bentuk pengabdian
sehingga kita dapat mencapai apa yang dimaksud dengan Insan kamil dengan
menyeimbangkan antara Habluminallah dan Habluminannas. Ini adalah hal yang
paling memungkinkan untuk kita lakukan, berprilakulah positif dan jadilah
teladan dalam masyarakat maka sesungguhnya itu adalah bagian dari dakwah kita.
2.
Sebagai
insan akademis, kita haruslah menciptakan sesuatu sebagai alat bargaining
kepada masyarakat. Disinilah kita harus mampu mengimplementasikan apa yang kita
pelajari untuk memberi manfaat secara nyata kepada masyarakat. Sekali lagi
tentunya dengan landasan niat pengabdian. Kita harus mengikhlaskan segala
bentuk aktivitas yang kita lakukan untuk mendapat Ridha Allah. Begitu pun karya
kita di masyarakat niatkan itu hanyalah karena Allah. Persoalan rezeki sudah
diatur ketika keikhlasan dan ketakwalan menjadi ruh dalam setiap aktiviitas
kita, tidak perlu khawatir nikmat Allah itu sangat luas.
3.
Sebagai
generasi yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan. Berbicara
kepemimpinan, Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika kemudian bagaimana kita
menerjemahkan pemimpin itu ke dalam diri kita. Indonesia saat ini bukan negara
Islam dan undang-undang yang ada juga bukan undang-undang Islam. Dalam kondisi
seperti ini yang bisa kita lakukan adalah dengan menunjukkan bahwa kita muslim
sejati dengan tetap berhati-hati dengan ria. Persoalan yang kita hadapi akan
semakin kompleks. Ke depan dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN akan banyak
orang ASEAN yang datang ke Indonesia. Akankah kita menjadi penonton dan pembeli
di negara kita sendiri, Inilah peran kita sebagai insan akademis, jadilah
pencipta.
Saat ini realita yang ada kita
hampir tidak memiliki mental sebagai warga negara. Dimana kebanggan kita
terhadap negara kita, saat ada Negara lain mengambil wilayah kita yang kita
lakukan hanyalah diam. Bangsa ini besar namun kita berada di lautan yang lebih
besar. Kita belum punya mental bangsa yang besar. Saat arus globalisasi semakin
deras, kapitalisme menjamur di Indonesia sudah siapkah keimanan kita.
Realitanya baru diserang lewat dunia maya seperti tv dan berbagai aplikasi
internet saja kita sudah hancur, apalagi saat tempat-tempat hiburan nyata
dibangun secara luas di Indonesia. Kondisi kita saat ini lemah mental, beranikah
kita menegur kemaksiatan yang nyata di depan kita. Padahal ikrar kita sudah
jelas yakni mewujudkan bangsa dan negara yang diridhai Allah, namun kemaksiatan
di lingkungan kita masih kita biarkan. Jangan hanya berdiskusi melainkan
realisasikan. Bagaimana caranya? Kembali kepada ketiga hal yang telah
disebutkan, jadilah teladan, ciptakan suatu inovasi di lingkungan masyarakat,
terjemahkan kata pemimpin dengan menjadi muslim sejati. Hal nyata yang paling
mudah kita jangkau saat ini adalah merubah akhlak lingkungan kita. Cobalah
untuk bergaul dengan lingkungan sekitar
gunakan pendekatana persuasive dan rubahlah akhlak mereka. Sebelum menguasai
yang besaar kuasai dulu yang kecil, sebelum merubah yang besar rubah dulu yang
kecil, bagaimana hal besar akan kita ubah sedangkan mengubah tetangga sendiri
tidak kita lakukan. Jangan sampai lupa inti dari dakwah itu sendiri. Institusi
seperti PPSDMS ini merupakan institusi yang harus diapresiasi karena mereka
telah berani mengambil langkah konkret.
Setelah kang Ali menyampaikan
materinya, MC mempersilahkan peserta untuk bertanya. Pertanyaan pertama datang
dari Ahmad Gifari Zain (Mahasiswa Ilmu Hukum Unpad Angkatan 2013). Di institusi
tempat kita berada tujuan utamanya sama yakni memajukan Islam, namun terkadang
kita terjrumus pada ego kepentingan suatu golongan. Bagaimana solusi terbaik
untuk menghilangkan egosentris tersebut?. Sebelum dijawab olehnarasumber MC
menawarkan kembali bagi peserta yang mau bertanya. Pertanyaan kedua dari
Muhammad Irsyad (Mahasiswa Hubungan Internasional Unpad Angkatan 2012). Steoretipe yang ada di kampus tidak seperti
gambaran yang akang sampaikan, bagaimana pendapat akang?. Pertanyaan dicukupkan
untuk dua orang penanya. Kang Ali menjawab untuk pertanyaan pertama bahwasanya pahami
kita hidup di NKRI, setiap dari kita memiliki latar belakang berbeda. Negara
ini bukan milik Islam bukan milik Ormas, kita hidup berbhineka dalam segala
hal. Kita harus tolerasnsi. Jangan pernah berpikir gerbong instansi yang kita
ikuti sebagai jaminan masuk surga. Kita sama mahkluk ciptaan Allah, hilangkan
pikiran bahwa kita paling benar. Urusan masuk surga urusan Allah, urusan kita
hanya beribadah. Jauhkan dari prasangka buruk terhaadap suatu ormas. Jawaban
untuk pertanyaan kedua bahwasanya Sepengetahuan dan atas apa yang kang Ali
alami, setiap organisasi pastilah melakuakn rekruitment dan kaderisasi.
Begitupun ekstra kampus, mungkin cara merekrutnya inilah yang terkadang tidak
disukai pihak lain.
Acara diskusi ditutup dengan closing statement dari kang Ali :
“Terimakasih, sudah mengundang untuk berdiskusi. Mudah-mudahan dari pertemuan ini ada ilmu baru yang bermanfaat. Teman-teman di sini diberi kelancaran, dimudahkan dalam segala sesuatunya hingga saat sudah lulus nanti dapat menjadi manusia yg berpengaruh dan sesuai dengan visi yang ingin di capai oleh PPSDMS.”
“Terimakasih, sudah mengundang untuk berdiskusi. Mudah-mudahan dari pertemuan ini ada ilmu baru yang bermanfaat. Teman-teman di sini diberi kelancaran, dimudahkan dalam segala sesuatunya hingga saat sudah lulus nanti dapat menjadi manusia yg berpengaruh dan sesuai dengan visi yang ingin di capai oleh PPSDMS.”
Kemudian kesulurahan acara ditutup
dengan do’a kifaratul majelis dan penyerahan plakat oleh Manager PPSDMS
Regional 2 Bandung Kang Furkon S.Kel kepada Kang Ali Santosa dan dilanjutkan
dengan foto bersama narasumber dengan peserta PPSDMS Regional 2 Bandung.
Bismillahir Rahmanir Rahim
BalasHapusSalam dan selawat
Kepada:
Mahasiswa
Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Indonesia.
Pertanyaan mahasiswa: Adakah kalian bersetuju semua sahabat itu sesat kecuali 3 orang: Miqdad bin Aswad, Abu Dzar dan Salman al-Farisi menurut sumber Syiah?
Jawapan 1.
Al-Qur'an sebagai asas agama Islam
Sesat atau kafirnya seorang muslim termasuk sahabat, adalah terletak kepada sejauh mana mereka percaya dan menghayati ajaran al-Qur'an dalam kehidupan mereka.
Jawapan 2
Sunnah Nabi saw sebagai asas agama Islam selepas al- Qur'an.
2. Sejauh mana mereka percaya dan menghayati Sunnah Nabi saw dalam kehidupan mereka.
Jawapan 3
3.Justeru, ia bukan soal kalian bersetuju atau pun tidak dengan seorang itu sesat atau kafir kerana ia berkait rapat dengan sistem nilai yang diakui oleh Allah dan Rasul-Nya.
Jawapan 4
4. Sumber Sunni tentang kesesatan atau kekafiran majoriti para sahabat Nabi saw selepas kewafatan Nabi saw kerana mereka telah mengubah Sunnah Nabi saw, boleh didapati dalam Sahih al- Bukhari, Kitab al-Riqaq, bab al- Haudh, hadis ,584, 585,586, dan 587.
Hadis 587 menyatakan bahawa mereka (sahabat) telah murtad ke belakang. Justeru, aku tidak melihat mereka (sahabat) terselamat melainkan segelintir daripada mereka (bilangan yang sedikit) seperti unta yang tersesat atau terbiar daripada pengembalanya (mithlu humali nna'am).
Jawapan 5
5. Sahih Muslim, bab Ithbat Haudhi Nabiyyi-na menyatakan bahawa hanya sedikit sahaja sahabat yang selamat kerana mereka telah mengubah Sunnah Nabi saw. Lihat, hadis no. 26, (2290), (2291), no. 27 (2293), 28, (2294), 32 (2297), 40 (2304).
Hadis no. 29 (2295) " Sesungguhnya aku akan mendahului kamu di Haudh. Tidak ada seorang pun daripada kamu (para sahabatku) akan mendatangiku sehingga dia akan dihalau atau diusir daripadaku sebagaimana dihalau atau diusir unta yang sesat (bilangan yang sedikit).
Aku bersabda: Apa salahnya? Sesungguhnya anda tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh mereka selepas anda meninggalkan mereka. Jauh! Dari rahamat Tuhan (suhqan).
Jawapan 6
Al-Qur'an
6. Hanya sedikit sahaja di kalangan orang Islam yang mengikut al-Qur'an 100% sebagaimana Firman-Nya Surah al-Saba' (34): 13 " dan sedikit sahaja di kalangan hamba-hamba-Ku yang berterima kasih". Ini bererti kebanyakan orang-orang Islam sama ada sahabat atau bukan sahabat sedikit sahaja yang berterima kasih. Justeru, mereka disiksa oleh Allah swt kerana tidak berterima kasih.
Jawapan 7
7. Sila baca teks Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim tentang kekafiran majoriti para sahabat kerana mereka telah mengubah Sunnah Nabi saw. Justeru, ia menyalahi akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah yang percaya semua sahabat adalah adil.
Jawapan 8
8. Kekafiran majoriti para sahabat selepas kewafatan Nabi saw sengaja disembunyikan oleh para ulama Ahli Sunnah Wal-Jamaah dan Wahabi di Nusantara. Mereka meninggalkan penerjemahan bab al- Haudh dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim ke dalam bahasa ibunda. Justeru, umat Islam di Nusantara tidak mengetahuinya, lalu mereka menuduh Syiah mengkafirkan para sahabat Nabi saw pula. Pada hakikatnya, Nabi saw sendiri yang telah mengkafirkan majoriti para sahabatnya kerana mereka telah menguban Sunnahnya menurut Sahih Bukhari dan Sahih Muslim.
Jawapan 9
9. Sila lihat, renungan 92. "Pengubahan al-Qur'an (Tahrif al-Qur'an) dalam buku-buku Sunni, Pengubahan Sunnah Rasulullah saw, penghinaan terhadap Rasulullah saw oleh para sahabat dan kekafiran majoriti para sahabat oleh Rasulullah saw sendiri" sila layari: al-mawaddah. info