Termasuk permasalahan yang mendera kemaritiman Indonesia yang selama ini sangatlah terabaikan. Kemiskinan, ketimpangan sosial, sulitnya birokrasi, infrastruktur, yang melekat pada wajah perekonomian masyarakat pesisir semakin memperburuk citra kelautan Indonesia.
Padahal menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), potensi kelautan Indonesia sangatlah besar, yaitu sebesar USD1,2 triliun per tahun. Seolah tertimpa durian runtuh, dibentuknya Menteri Koordinator Kemaritiman sangat disambut baik masyarakat.
Menko ini akan membawahkan Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sehingga dengan adanya pos baru di sektor maritim ini diharapkan akan memaksimalkan potensi laut Indonesia yang secara nyata sangatlah besar adanya.
Namun pekerjaan di bidang kemaritiman tidaklah mudah. Selain dituntut mengerti detail dunia maritim Indonesia, juga harus paham bagaimana adat istiadat masyarakat pesisir yang selama ini cenderung boros bisa diubah paradigmanya agar bisa meningkatkan sosial ekonomi mereka.
Dan yang terpenting, Menko Kemaritiman harus survive dalam menyelesaikan masalah atas kompleksnya dunia kemaritiman Indonesia. Adapun fokus utamanya adalah sebagai berikut. Pertama, meningkatkan produktivitas laut dan perikanan. Kedua, memperbaiki infrastruktur maritim. Ketiga, membereskan birokrasi dan hukum maritim. Perizinan usaha perikanan yang berbelit-belit serta sarat dengan pungutan liar memperburuk dunia maritim Indonesia.
Keempat, membangun SDM berkualitas. Kelangkaan sumber daya manusia berkualitas menjadi faktor runtuhnya maritim Indonesia. Keempat kunci ini dirasa akan mengembalikan suasana maritim Indonesia yang telah lama hilang sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat dan laut akan jaya. Jalesveva Jayamahe ! ?
Ridwan Fadil Arif
Mahasiswa Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
dimuat di Koran SINDO, 5 Januari 2015
Posting Komentar